Rabu, 23 Januari 2013

CEGAH BANJIR DENGAN FIRMAN ILLAHI

Serpong,Tangerang Selatan-Hujan merupakan anugrah yang di berikan Alloh swt bagi semua mahluq di alam semesta ini.Tetesan air yang turun dari lagit menjadi sumber kehidupan bagi semua mahluq hidup.
Berkat kekuasaan Alloh setiap saat, air asin yang 97% dari jumlah air di Bumi berpindah dari lautan menuju atmosfer lalu kembali lagi menuju daratan .Kehidupan pun bergantung pada hidrology cycle, hal ini amat sesuai dengan firmanNya dalam Q.S 30:48
Dia-lah Alloh yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Alloh membentangkannya dilangit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya, maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba, mereka menjadi gembira
Jadi, sudah jelas bahwa  manfaat hujan antara lain untuk minuman dan pertanian, dan lain sebagainya.Sesungguhnya , dalam 1 detik, di perkirakan 16 juta ton air yang menguap dari bumi dari sinar matahari, dan jumlah itu pula yang turun kembali  turun kembali.Dalam satu tahun di perkirakan 505 x 1.012 ton  turun ke bumi dalam bentuk hujan,Air terus berputar dalam daur yang seimbang berdasar takaran.
Kondisi  DAS ( daerah aliran sungai  ) yang baik akan membawa 3 keuntungan  langsung yakni :
-          Banjir yang terjadi karena hujan akan terhindar di karenakan air hujan itu akan di serap oleh DAS hingga 75% – 85% dan yang 15%-25% itu akan menjadi run-off yang mengalir ke sungai dan terbuang ke laut.
-          Bila kemarau tiba, kekeringan karena air yang kurang akan terhindar di sebabkan air yang terserap 75% -85%  , menyerap ke bukit-bukit dan kan keluar melalui lembah-lembah dengan ank sungainya, dan mengalir ke induk sungai dengan debit air yang cukup.
-          Kualitas air akan lebih baik karena debit  sungai di musim kemarau masih banyak
Itulah manfaat dari DAS ( daerah aliran sungai) yang masih baik kondisinya yang mampu menyerap curah hujan hingga 85 %, hal ini pula yang terjadi pada DAS  sungai Cisadane dan sungai Ciliwung 100 tahun yang lalu.Ungkap Djoko Suryanto, ME, Kepala Dinas Tata Kota, Bangunan, dan Pemukiman Kota Tangerang Selatan, 7/3/2012 di kantornya kepada pers.
Musibah banjir yang terjadi, selain di sebabkan  faktor gejala alam, penataan ruang yang tidak berbasis lingkungan, prilaku manusia yang kurang memperhatikan Hidrology Cycle, turut menyumbang peristiwa banjir untuk selalu datang, tambah Djoko Suryanto, ME.
Penanganan banjir yang terfokus pada pelebaran dan pengerukan sungai, kurang efektif bila di kaitkan dengan firman Illahi dalam Q.S 13:17 “ Alloh telah menurunkan air hujan dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya
Pencegahan banjir dengan cara mengembalikan air hujan sesegera mungkin menuju lautan,amat berjauhan dengan maksud Firman Illahi, namun, dengan memindahkan air laut yang asin  ke daerah aliran sungai selama mungkin untuk kemanfaatan di masa depan, amat sesuai dengan ayat Illahi tersebut,.
Solusinya adalah perbaikan DAS,  pembuatan sumur-sumur resapan air di semua wilayah rawan banjir, pengadaan ruang terbuka hijau ,serta penciptaan tehnologi penampungan air segar untuk kemanfaatan industri dan rumah tangga akan membawa dampak positif di masa depan.ungkap lulusan S2 di University Of Roorkee India itu dengan jurusan Ground Water Hydrology itu.
Menurut sumber dari Dewan Air Dunia atau World Water Council (WWC), pada tahun 2025 nanti di perkirakan 1 milyar penduduk dunia akan kekurangan air bersih, untuk saat ini saja 40% penduduk  miskin perkotaan di wilayah Asia, masih belum mendapat layanan air ledeng.
Padahal, 70% permukaan bumi di tutupi oleh air, namun semuanya itu adalah air laut yang asin, hanya 3% berupa air tawar, dari 3%  air tawar itu, 2 % terperangkap dalam bentuk es di kutub utra dan kutub selatan, jadi hanya 1% air tawar yang ada di permukaan bumi yang mudah di ambil dari sungai, danau dan atmosfir, sisa semuanya tersimpan di bawah tanah dan sering di sebut Artesis, sumur Artesis terjadi ketika  Aquifer yang berpangkal dari tempat tinggi berada di antara dua lapisan bebatuan kedap air yang miring ,oleh sebab itu, mata air akan mencuat ke atas karena tekana dari dalam bawah tanah.
Aquifer  itu sendiri berasal dari bahasa latin yang berarti “ pembawa air”  pasir, kerikil dan batuan sedimen tertentu adalah bahan-bahan Aquifer yang baik.
Dan, sesuai Firman Illahi dalam kitabNya “ barang siapa yang bertaqwa dan melakukan perbaikan, sesungguhnya akan terhindar dari kecemasan dan ketakutan”.
Demikian pula, bila kesadaran warga dunia semakin meningkat akan kebutuhan air bersih di masa depan, maka  kebijakan pemerintah, serta kepedulian pihak industrialis akan semakin bertambah untuk memelihara lingkungan di Bumi dengan manusia sebagai khalifahNya.tutup Djoko Suryanto, ME kepada pers.

1 komentar: