Share
Lagi Donk,,SupaYa Banjir di Jakarta Bisa Di TanguLangi ... :) "JAKARTA
BEBAS BANJIR , BANGUN WADUK DI MUARA KANAL BANJIR BARAT DAN MUARA KANAL
BANJIR TIMUR"
SIKLUS HIDROLOGI ( Asal Air Tawar )
Anggapan bahwa air merupakan sumber daya alam yang tak terbatas dan
senantiasa dapat diperbaruhi, melalui proses siklus hidrologi yang terus
menerus berlangsung secara dinamis, sekarang ini terpatahkan dengan apa
yang sedang kita rasakan dalam beberapa decade terakhir ini.
Sering
terjadinya banjir dan kekeringan yang disertai bencana yang terkait
dengan perilaku sumber daya air ini seakan menyentakkan kita bahwa
proses siklus hidrologi ini telah terganggu
Meningkatnya jumlah
penduduk dunia, disertai peningkatan kegiatan pembangunan telah merubah
kondisi dan perilaku alam, khususnya sumber daya air dan lingkungannya.
Perubahan iklim,baik global maupun local, saat ini tidak dapat dipungkiri sedang terjadi dan diyakini akan terus berlangsung.
Menyadari bahwa, air yang merupakan sumber daya yang esensial bagi
kelangsungan kehidupan,pembangunan dan lingkungan, kini sudah merupakan
sumber daya yang terbatas dan rentan sesuai dengan ruang dan waktu.
Tantangan ini sudah harus dijawab dengan tekad kita untuk mengelola
sumber daya air kita secara menyeluruh dan berkelanjutan, agar dapat
memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Hujan merupakan anugerah, yang diberikan Allah SWT sebagai rahmat bagi
semua makhluk di alam semesta ini. Hujan yang turun dari langit menjadi
sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup. Berkat kekuasaan Allah ,
setiap musim hujan air laut yang asin dengan volume 97 % dari jumlah air
di Bumi berpindah dari lautan menuju atmosfer lalu turun ke daratan .
Kehidupan pun bergantung pada Hydrology cycle ini, yang telah di
firmankan oleh Allah dalam (Al Qur”an, 30(surat Ar–Ruum Ayat 48) seperti
di bawah ini:
“Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin
itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang
dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air
hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun
mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi
gembira” (Al Qur”an, surat 30; ayat 48)
HYDROLOGY CYCLE Seperti firman Allah ” (Al Qur”an, surat 30; ayat 48)
Sekarang, mari kita lihat pada tiga tahapan yang disebutkan dalam ” (Al Qur”an, surat 30; ayat 48)
Tahap Pertama : “ Allah, dialah yang mengirimkan angin…..”
Gelembung-gelembung udara yang tidak terhitung jumlahnya dibentuk oleh
buih-buih di lautan yang secara terus-menerus pecah dan mengakibatkan
partikel-partikel air tersembur ke udara menuju ke langit.
Partikel-partikel ini yang kaya akan garam– kemudian terbawa angin dan
bergeser ke atas menuju atmosfer. Partikel-partikel ini (disebut
aerosol) membentuk awan dengan mengumpulkan uap air (yang naik dari
lautan sebagai tetesan-tetesan oleh sebuah proses yang dikenal dengan
“JebakanAir”) di sekelilingnya.
Tahap Kedua : “…..lalu angin
itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang
di kehendakinya, dan menjadi bergumpal-gumpal…..”
Awan
terbentuk dari uap air yang mengembun di sekitar kristal-kristal garam
atau partikel-partikel debu di udara. Karena tetesan-tetesan air di sini
sangat kecil (dengan diameter antara 0,01-0,02 mm), awan mengapung di
udara dan menyebar di angkasa. Sehingga langit tertutup oleh awan.
Tahap Ketiga : “….lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun.”
Partikel-partikel air yang mengelilingi kristal-kristal garam dan
partikel-partikel debu mengental dan membentuk tetesan-tetesan hujan.
Sehingga, tetesan-tetesan tersebut, yang menjadi lebih berat dari udara,
meninggalkan awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.
Setiap tahap dalam pembentukan hujan disampaikan dalam Al-Qur’an.
Terlebih lagi, tahapan-tahapan tersebut dijelaskan dalam runtutan yang
benar. Seperti halnya fenomena alam lain di dunia, lagi-lagi Al-Qur’an
lah yang memberikan informasi yang paling tepat tentang fenomena ini,
selain itu, Al-Qur’an telah memberitahukan fakta-fakta ini kepada
manusia berabad-abad sebelum sains sanggup mengungkapnya.
Secara ilmiah melalaui penelitian dan pengamatan ilmu hidrologi juga
melewati 3 (tiga ) Tahapan ,Sama seperti proses yang telah di firmankan
oleh Allah S.W. T. 1400 tahun yang lalu,
Siklus Hidrologi:
adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi
dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan
transpirasi
Sama seperti proses fotosintesis pada siklus
karbon, matahari juga berperan penting dalam siklus hidrologi. Matahari
merupakan sumber energi yang mendorong siklus air, memanaskan air dalam
samudra dan laut. Akibat pemanasan ini, air menguap sebagai uap air ke
udara. 90 % air yang menguap berasal dari lautan. Es dan salju juga
dapat menyublim dan langsung menjadi uap air. Selain itu semua, juga
terjadi evapotranspirasi air terjadi dari tanaman dan menguap dari tanah
yang menambah jumlah air yang memasuki atmosfer.
Setelah air
tadi menjadi uap air, Arus udara naik mengambil uap air agar bergerak
naik sampai ke atmosfir. Semakin tinggi suatu tempat, suhu udaranya akan
semakin rendah. Nantinya suhu dingin di atmosfer menyebabkan uap air
mengembun menjadi awan. Untuk kasus tertentu, uap air berkondensasi di
permukaan bumi dan membentuk kabut.
Arus udara (angin) membawa uap
air bergerak di seluruh dunia. Banyak proses meteorologi terjadi pada
bagian ini. Partikel awan bertabrakan, tumbuh, dan air jatuh dari langit
sebagai presipitasi. Beberapa presipitasi jatuh sebagai salju atau
sebagai es dan gletser, yang dapat menyimpan air beku untuk ribuan
tahun. Snowpack (salju padat) dapat mencair dan meleleh, dan air mencair
mengalir di atas tanah sebagai snowmelt (salju yang mencair). Sebagian
besar air jatuh ke permukaan dan kembali ke laut atau ke tanah sebagai
hujan, dimana air mengalir di atas tanah sebagai limpasan permukaan.
Sebagian dari limpasan masuk sungai, got, kali, lembah, dan lain-lain.
Semua aliran itu bergerak menuju lautan. sebagian limpasan menjadi air
tanah disimpan sebagai air tawar di danau. Tidak semua limpasan mengalir
ke sungai, banyak yang meresap ke dalam tanah sebagai infiltrasi.
Infiltrat air jauh ke dalam tanah dan mengisi ulang akuifer, yang
merupakan toko air tawar untuk jangka waktu yang lama. Sebagian
infiltrasi tetap dekat dengan permukaan tanah dan bisa merembes kembali
ke permukaan badan air (dan laut) sebagai debit air tanah. Beberapa
tanah menemukan bukaan di permukaan tanah dan keluar sebagai mata air
tawar. Seiring waktu, air kembali ke laut, di mana siklus hidrologi di
mulai.
Manfaat air hujan sesuai Surat (16) AN-NAHL (Lebah) Ayat 10 dan 11 )
Allah SWT berfirman, ”Dialah yang telah menurunkan air hujan dari
langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya
(menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu
mengembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu
tanaman-tanaman; zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan
Allah) bagi kaum yang memikirkan.”jadi sudah jelas bahwa manfaatnya
hujan antara lain untuk minuman dan pertanian, dan lain sebagainya
seperti firman Allah dalam ( Al Qur”an surat 50,ayat 9 “ Dan Kami
turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya
Dengan bertambahnya
kebutuhan air untuk kegiatan manusia dan juga peningkatan jumlah
penduduk 212.000 orang per hari (1985), kelangkaan air merupakan hal
yang ada dihadapan kita.
Jumlah air di permukaan bumi ini secara
keseluruhan relatif tetap. Air akan selalu ada karena air bersirkulasi
tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir
mengikuti siklus hidrologi. Tetapi apakah air akan hadir pada tempat,
waktu, dan kualitas yang dibutuhkan .
Hujan merupakan siklus
hydrology yang di rencanakan oleh Allah untuk kebutuhan semua makhluk
yang berada di Bumi, karena semua makhluk tersebut membutuhkan air tawar
yang jumlahnya hanya 3 % dari seluruh volume yang berada di bumi,1,7 %
berada di kutub sebagai es dan yang 1,2 % berupa air bawah tanah, dan
hanya 0,1 % berada sebagai air permukaan,seperti danau dan sungai , maka
perlu proses yang kontinyu untuk mengisi air di darat melalui proses
hydrology cycle tersebut,
Dari siklus hydrology dan firman firman
Allah S.W.T. maka air hujan harus dimanfaatkan sebanyak mungkin untuk
kebutuhan semua makhluk hidup. yang berada di bumi, sesuai dengan firman
Allah dalam ( Al Qur”an surat 50,ayat 9 “ ) Dan Kami turunkan dari
langit air yang banyak manfaatnya
Dari Tujuan diturunkannya hujan
adalah untuk dimanfaatkan oleh semua mahkuk yang ada di bumi, apa yang
terjadi selama ini dalam penanganan pengendalian banjir adalah secepat
mungkin mengembalikan air hujan ke laut .
Jadi Pengendalian banjir
dengan mengalirkan air hujan langsung dibuang lagi ke laut melalui
sungai yang di normalisasi ( dilebarkan ) adalah bertentangan dengan
filosofi dari firman allah tersebut. Artinya air asin yang secara proses
hydrology cycle sesuai firman allah tersebut dibuang lagi ke laut tanpa
dimanfaatkan oleh kita karena di anggap membuat bencana yaitu bencana
banjir, hal ini adalah bertentangan dengan firman allah.
Padahal
kalau kita evaluasi dan instropeksi ke belakang, bencana banjir tersebut
karena akibat perbuatan manusia yang dalam perkembangan penduduk dan
pembangunan kawasan perkotaan ,maupun pembangunan ekonomi tidak
mengindahkan ekosistem ,dampak lingkungan, serta dampak sosial,
seharusnya kalau kita mengerti tentang ilmu hydrology dan paham dengan
firman Allah tersebut harusnya setiap kita membangun bangunan yang
menutupi daerah resapan , kita harus mengganti resapan tersebut sesuai
dengan luas ataupun volume resapan yang kita hilangkan akibat
pembangunan tersebut.
Hal tersebut , agar volume hujan yang telah
direncanakan oleh Allah tersebut tetap berada di daratan untuk
dimanfaatkan oleh semua makhluknya
Seperti difirmankan dalam Al Qur”an Surat 13 Ayat 17 Surat AR-RAD (Guruh) Ayat 17.
Allah telah menurunkan air hujan dari langit, maka mengalirlah air dilembah-lembah menurut ukurannya.
Hujan adalah anugerah untuk hamba Allah dan semua makhluk di dunia ini
perlu air tawar dan Allah sudah atur, bahwa hujan datang pada tempatnya
yaitu daerah berlembah-lembah. dan disimpan di Daerah Aliran Sungai
sehingga pada waktu musim kemarau, air tawar itu mengalir melalui aliran
dasar yang menghasilkan debit di sungai.
Untuk itulah Alquran
mengajak manusia untuk mensyukuri hujan sebagai karunia yang diberikan
Allah kepada makhluk-Nya. Dalam Alquran surat Al Waaqi’ah ayat 68-70
Allah berfirman,”Maka terangkanlah kepada-Ku tentang air yang kamu
minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang
menurunkannya Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka
mengapa kamu tidak bersyukur.”
”Apakah kamu tidak memperhatikan
bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diatur-Nya
menjadi sumber-sumber di bumi kemudian ditumbuhkannya-Nya dengan air itu
tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering
lalu Kami melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur
berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
pelajaran bagi orang-orang yang berakal”. (QS.Az-Zumar,39:21).
"Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit lalu kami tumbuhkan
dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari
tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman
yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai
tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami
keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan tidak serupa.
Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan
pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman."(QS.
Al-An'am:99)
System Pengendalian Banjir di DKI
Apabila
Konsep pengendalian banjir di DKI mengikuti Firman Allah tersebut Insya
Allah Jakarta bisa bebas banjir, konsep yang saya usulkan adalah
Pembuatan Waduk di dua lokasi sungai BKT dan BKB, air hujan yang
ditampung oleh waduk tersebut bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan
seperti air baku untuk air minum, untuk industri, termasuk pariwisata
air, dan sekaligus untuk pengendalian banjir untuk wilayah DKI dan insya
allah bisa bebas banjir dengan System ini sbb:
Jika pada musim
hujan permukaan air di waduk di turunkan minus (-3 m) dibawah elevasi
muka air Laut (elv. + 0 ) dengan cara di pompa sebelum musim hujan
datang, antara bulan Nopember, dan jika ada hujan seperti tanggal 17
januari 2013 seluruh air akan ditampung di waduk dengan elevasi awal - 3
m dibawah air laut, ini akan berbeda kondisinya dibanding dengan
kondisi waktu kejadian tanggal 17 januari 2013 tersbut karena pada waktu
itu elevasi muka air laut pada posisi di level 0 dan pada elevasi
pasang ( + 0.90 m ) sedangkan system yg sekarang pada elevasi – 3 m
dibawah muka air laut.
Sedangkang dua sungai BKT dan BKB di
lengkapi dengan beberapa polder untuk elevasi dasar sungai dibawah
permukaan air laut, ini masih tetap berfungsi tetapi tidak optimal dalam
menuntaskan banjir tersebut, terbukti baru baru ini terjadi pada
tanggal 17 Januari 2013 walaupun BKT dan BKB sudah berfungsi dan ini
juga air hujan yg baru dipindahkan dari lautan melaluhi hydrology cycle
dibuang begitu lagi ke laut, tidak dimanfaatkan, padahal DKI masih butuh
air baku untuk keperluan air minum yang selama ini di kirim dari Sungai
Cisadane dan sungai Citarum ( dari Waduk Jati Luhur ) dan Bendungan
Pasar Baru di Sungai cisadane.
Muara BKT dan BKB dasar
sungainya masih dibawah elevasi muka air laut jadi disini aliran tidak
bebas terjadi hambatan dalam alirannya sehingga perlu waktu untuk
pembuangan air jika terjadi intensitas hujan yang lama dan merata di
wilayah jakarta, dan ditambah dengan kondisi hujan di cathment area
beberapa sungai yang lokasi cathment areanya di daerah Bogor.
Tapi kalau system yang kami usulkan dasar sungai BKT dan BKB ada di atas
elewasi muka air di waduk disini aliran akan bebas tetapi tidak frontal
karena aliran akan terisi dari hujan yang sebelumnya, ini akan
dioperasikan oleh petugas PU.
Dan system ini tidak bertentangan
dengan firman Allah, air hujan kita manfaatkan sesuai dengan
petunjuknya, kita akan buat waduk ini sebagai penebusan perbuatan kita
selama melakukan pembangunan yang tidak mengindahkan ekosistem atau
keseimbangan alam , kerusakan daerah aliran sungai dan watershed area
dijadikan pembangunan fisik berupa perumahan dan lain sebagainya menutup
daerah resapan air, dan bukti kita untuk bersyukur dengan cara
menampungnya di waduk tersebut.
Karena waduk ini airnya sebagai
air baku untuk air minum , kita tertibkan perilaku masyarakat untuk
tidak membuang sampah di semua kali yang ada di jakarta dan semua sungai
akan bersih dari sampah, tentu kita lengkapi dengan polisi air yang
akan menertibkan.
Dan jika musim kemarau akan datang antara
akhir bulan maret, air waduk kita isi kembali dengan menaikan elevasi
muka air waduk sama dengan elevasi air laut, tetapi jika memungkinkan
muka air bisa lebih tinggi dengan air laut ini akan lebih baik karena
volume waduk akan lebih optimal dan sumber air baku bisa dimanfaakan
oleh daerah lain, ini perlu study yang lebih komprehensip dan detail.
Jika memungkinkan tembok penahan waduk juga sekaligus bisa dimanfaatkan
sebagai pelabuhan kapal laut untuk membantu pelabuhan tanjung priok
yang sudah padat.
Konsep analisa Perhitungan secara estimasi, perkiraan debit banjir dengan kala ulang 100 tahun untuk
BKT debit banjirnya sebesar Q = 591,20 m3/detik,
BKB debit banjirnya sebesar Q = 699,80 m3/detik
dari sumber hasil analisa oleh PT.MULTIMERA HARAPAN ENGINERING CONSULTANT Tahun 2009
Jika intensitas hujan selama 6 jam
Volume air yang harus ditampung di waduk BKT = 12,7 juta m3 dan
Volume air yang harus ditampung di waduk BKB = 15,2 juta m3
Jika kedalaman yang dipakai 3 m maka
Luas waduk untuk BKT = 455 Ha dan
Luas waduk untuk BKB =588 Ha
Kapasitas waduk yang direncanak dengan kedalaman rata rata 6 m
volume waduk BKT = 25,4 juta m3 dan
volume waduk BKB = 30,4 juta m3
Waduk tersebut secara terus menerus akan terisi dengar air hujan
sedangkan air laut yang asin akan terbuang kelaut waktu proses
menurunkan elevasi muka air waduk menjadi turun – 3 m dari muka air laut
melalui pemompaan ke laut,dan menstabilkan muka air waduk sama dengan
muka air laut pada musim kemarau.
Waduk akan terisi dengan air
hujan terus menerus selama musim hujan dan air waduk akan terganti oleh
air hujan seluruhnya , setelah waduk terisi dengan air tawar , maka air
tersebut untuk bahan baku berbagai keperluan.
PRINSIP PENGOPERASIAN WADUK
Secara teknis sama seperti cara pengopersian waduk pluit, kalau waduk
pluit mengamankan wilayah pluit saja kalau waduk BKT dan Waduk BKB ini
mengamankan wilayah Jakarta seluruhnya.
1. Melalui informasi dari
BMG kita tahu bahwa musim hujan akan dtatang dan perkiraan hujan dg
intensitasnya kita akan tahu waktu dan lamanya hujan.
2. Perkiraan
musim hujan pada bulan Nopember, dari bulan ini permukaan air di waduk
kita turunkan untuk supaya jika ada hujan sedang bisa cepat ke waduk dan
jika hujan besar kita turunkan sesuai rencana yaitu minis 3 m dibawah
muka air laut. Dengan cara di pompa dan dibuang kelaut.
3. Setelah musim hujan akan ber akhir permukaan waduk mulai kita naik kan sampai sama dengan muka air laut.
4. Air dalam waduk secara terus menerus akan terisi oleh air sungai
yang alirannya mendapat suplai dari resapan waktu musim hujan melalui
aliran bawah tanah ( base flow) walaupun sudah tidak ada hujan.
5.
Kondisi air di waduk pada awal pembuatan secara ber angsur angsur akan
terganti oleh air hujan dan air asin akan di pompa ke laut.
6.
Setelah air di waduk sudah terganti dengan air tawar , air tersebut
dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan untuk pemerintah DKI.
7. Dengan demikian tujuan dari hydrology cicle yang difirmankan oleh Allah SWT telah sesuai, insya Allah bermanfaat amiin.
Penulis.
( DJOKO SURYANTO )
Hp. 0812 95 26 683
Tidak ada komentar:
Posting Komentar